kupu-kupu

Kamis, 05 Desember 2013

Syam

Banyak dalil-dalil yang menyatakan tentang keberkahan negeri Syam baik dari Al Quran maupun Hadits Nabi Muhammad SAW.
Al Qur’an
“Dan Kami selamatkan Ibrahim dan Luth ke sebuah negeri yang Kami telah memberkahinya untuk sekalian manusia.” (QS Al Anbiya: 71)
Negeri Syam, termasuk di dalamnya Palestina. Allah memberkahi negeri itu, artinya kebanyakan Nabi berasal dari negeri ini dan tanahnya pun subur.
Ibnu Katsir berkata “Allah memberitahukan tentang Ibrahim yang diselamatkan dari api buatan kaumnya dan membebaskannya dari mereka dengan berhijrah ke Negeri Syam-tanah suci.”
“Dan (telah Kami tundukkan) untuk Sulaiman angin yang sangat kencang tiupannya yang berhembus dengan perintahnya ke negeri yang Kami telah memberkatinya. Dan adalah Kami Maha Mengetahui segala sesuatu.” (QS Al Anbiya: 81)
“Dan Kami jadikan antara mereka dan antara negeri-negeri yang Kami limpahkan berkat kepadanya, beberapa negeri yang berdekatan dan Kami tetapkan antara negeri-negeri itu (jarak-jarak) perjalanan. Berjalanlah kamu di kota-kota itu pada malam dan siang hari dengan aman.” (QS Saba: 18)
Hadits
Nabi SAW bersabda “Pergilah ke Syam karena itulah bumi Allah yang paling baik. Allah memilih manusia terbaik hidup disana. Jika kalian tidak hendak pergi ke sana (Syam) maka pergilah ke Yaman dan minumlah dari aliran sungainya.” [Sunan Abi Dawud; Musnad Ahmad; Shahih Ibn Hibban, 16:295; al Hakim, al-Mustadrak, 4:510; al Bayhaqi, sunan al-Kubra, 9:179]“
‘Abd Allah ibn ‘Amr ibn al-’Ash meriwayatkan; Nabi bersabda “Akan datang suatu masa ketika semua orang beriman pasti akan pergi ke Syam.” [Al-Hakim, Al Mustadrak 'Ala Shahihain 4:457. Adz Dzahabi menyepakati sebagai hadits shahih berdasar syarat al-Bukhari dan Muslim]
Ali bin Abi Thalib meriwayatkan, Nabi bersabda, “Janganlah mengutuk orang-orang Syam tetapi kutuklah ketidakadilan mereka sebab sesungguhnya di antara mereka ada para abdal (penerus kekasih Allah)” [At Thabrani dalam al-Awsath, Abu Nu'ayim, & Ibn 'Asakir]
“Para penerus abdal ada di Syam dan mereka berjumlah 40 orang, setiap kali salah seorang diantara mereka meninggal dunia Allah akan gantian mereka dengan yang lain” [HR Ahmad dalam Musnad & Fadha'il al-Shahabah, 2:906, dengan sanad shahih, Al-Shakhawi dalam al-Maqashid, al-Haytsami dalam Majma 'al-Zawa'id, al-Munawi dalam Faydh al-Qadir, al-Suyuthi dalam Khabar al-Dall]
Doa Nabi “Ya Allah, berkahi setiap takaran sha’ dan mudd kami! Berkahi kami di Mekkah dan Madinah! Berkahi kami di Syam dan Yaman” [al-Thabrani, al-Kabir, 12:84, hadits ke-12.553, al-Haytsami, Majma 'al-Zawaid, 3:305, Abu Nu'aym al Hilyah, 6:133]
Lalu pertanyaannya
“Dimanakah letak negeri Syam??”

Menurut sumber-sumber yang telah saya temukan, negeri Syam terdiri dari 4 negara yaituPalestine, Syiria (Suriah), Yordania, dan Lebanon, dan negara-negara yg dikuasai Israel...
2 negara yang disebut di awal sedang mengalami masa-masa yang dalam melawan kekejaman Yahudi laknatullah dan rezim Bashar al-Assad..
Kejayaan Islam pasti akan datang karena itulah janji Allah. Tapi apa yang sudah kita lakukan untuk ambil bagian dalam meraih kejayaan tersebut..
Jangan lupa doakan saudara-saudara kita yang sedang berjuang mempertahankan iman dan akidah mereka. Jangan lupa doakan saudara-saudara kita yang sedang berjuang di Palestina dan Syiria..
Semoga doa-doa kita bisa menjadi jawaban jika kita ditanya Allah kelak
“Apa yang sudah kau lakukan untuk mereka?”

Sabtu, 25 Februari 2012

formulir rohis25

asw..........
silahkan menulis biodatamu....disini:

<iframe src="https://docs.google.com/spreadsheet/embeddedform?formkey=dEVBVmZJZ2wwdWM4U0xvb014VGVSN1E6MQ" width="760" height="1019" frameborder="0" marginheight="0" marginwidth="0">Memuat...</iframe>

Minggu, 04 Desember 2011

Risalah Ta’lim




Oleh: Imam Syahid Hassan Al-Banna

Segala puji bagi Allah serta salawat dan salam buat imamul muttaqin, panglima para mujahidin, junjungan kita Muhammad s.a.w, seorang Nabi yang amanah serta buat kaum keluarganya, para sahabatnya dan mereka yang mengikut pimpinan mereka hingga ke hari kiamat.

Ini adalah perutusan saya kepada para mujahid di kalangan Ikhwan al-Muslimin. Mereka yang meyakini kemuliaan dakwah mereka serta kesucian gagasan mereka. Mereka yang mempunyai tekad yang suci untuk hidup bersama dan mati di jalannya. Khusus buat mereka ini saya tujukan tulisan yang ringkas ini. Tulisan ini bukanlah pelajaran yang perlu dihafal tetapi ia adalah taklimat yang perlu dilaksanakan. Ayuh ke medan amal, wahai saudara yang jujur.

Dan katakanlah (wahai Muhammad): Bekerjalah kamu (akan segala yang diperintahkan), maka Allah dan RasulNya serta orang-orang yang beriman akan melihat apa yang kamu kerjakan; dan kamu akan dikembalikan kepada (Allah) Yang Mengetahui perkara-perkara yang ghaib dan yang nyata, kemudian Dia menerangkan kepada kamu apa yang kamu telah kerjakan. (Al-Taubah: 105)

Dan bahawa sesungguhnya inilah jalanKu (agama Islam) yang betul lurus, maka hendaklah kamu menurutnya; dan janganlah kamu menurut jalan-jalan (yang lain dari Islam), kerana jalan-jalan (yang lain itu) mencerai-beraikan kamu dari jalan Allah. Dengan yang demikian itulah Allah perintahkan kamu, supaya kamu bertaqwa. (Al-An‘am: 153)

Buat yang lain selain daripada mereka ini ada pengajian, ceramah, buku dan artikel, gaya dan kaedah yang khusus untuk mereka. Setiap umat ada arah yang dituju. Oleh itu berlumba-lumbalah kamu mengerjakan kebaikan. Semuanya dijanjikan Allah kebaikan.

Salam serta rahmat dan keberkatan Allah untuk kamu semua.

Hasan al-Banna

Saudara yang jujur

Rukun baiah kamu ada sepuluh, hayati dan hafallah:

1. Faham.

2. Ikhlas.

3. Amal.

4. Jihad.

5. Berkorban (Tadhiyah).

6. Taat.

7. Thabat.

8. Tajarrud .

9. Bersaudara (Ukhuwwah).

10. Tsiqah.

YOiiiiiiiiiiiiiiii [Puasa Muharram] Keutamaan Bulan Muharram


Jan 24, '07 5:13 AM
untuk semuanya
Bulan Muharram adalah salah satu dari empat bulan haram atau bulan yang dimuliakan Allah. Empat bulan tersebut adalah bulan Dzulqa’dah, Dzulhijjah, Muharram dan Rajab.

Sesungguhnya jumlah bulan di kitabullah (Al Quran) itu ada dua belas bulan sejak Allah menciptakan langit dan bumi, empat di antaranya adalah bulan-bulan haram” (QS. At Taubah: 36)

Kata Muharram artinya “dilarang”. Sebelum datangnya ajaran Islam, bulan Muharram sudah dikenal sebagai bulan suci dan dimuliakan oleh masyarakat Jahiliyah. Pada bilan ini dilarang untuk melakukan hal-hal seperti peperangan dan bentuk persengketaan lainnya.

Kemudian ketika Islam datang kemuliaan bulan haram ditetapkan dan dipertahankan sementara tradisi jahiliyah yang lain dihapuskan termasuk kesepakatan tidak berperang.

Bulan Muharram memiliki banyak keutamaan, sehingga bulan ini disebut bulan Allah (syahrullah). Beribadah pada bulan haram pahalanya dilipatgandakan dan bermaksiat di bulan ini dosanya dilipatgandakan pula.

Pada bulan ini tepatnya, tanggal 10 Muharram Allah menyelamatkan nabi Musa as dan Bani Israil dari kejaran Firaun. Mereka memuliakannya dengan berpuasa. Kemudian Rasulullah SAW menetapkan puasa pada tanggal 10 Muharram sebagai kesyukuran atas pertolongan Allah SWT.

Masyarakat Jahiliyah sebelumnya juga berpuasa. Puasa Muharram tadinya hukumnya wajib, kemudian berubah jadi sunnah setelah turun kewajiban puasa Ramadhan. Rasulullah SAW bersabda: “Dari Ibu Abbas ra, bahwa Nabi SAW, ketika datang ke Madinah, mendapatkan orang Yahudi berpuasa satu hari, yaitu ‘Asyuraa (10 Muharram). Mereka berkata, “Ini adalah hari yang agung yaitu hari Allah menyelamatkan Musa dan menenggelamkan keluarga Firaun. Maka Nabi Musa as berpuasa sebagai bukti syukur kepada Allah SWT. Rasulullah SAW, berkata, “Saya lebih berhak mengikuti Musa as. Daripada mereka.” Maka beliau berpuasa dan memerintahkan (umatnya) untuk berpuasa”. (HR. Bukhari)

Dari Abu Hurairah ra. berkata, Rasulullah SAW bersabda, “Sebaik-baiknya puasa setelah Ramadhan adalah puasa pada bulan Allah Muharram. Dan sebaik-baiknya ibadah setelah ibadah wajib adalah shalat malam.” (HR Muslim)

Walaupun ada kesamaan dalam ibadah, khususnya berpuasa, tetapi Rasulullah SAW. Memerintahkan pada umatnya agar berbeda dengan apa yang dilakukan oleh Yahudi, apalagi oleh orang-orang musyrik. Oleh karena itu beberapa hadits menyarankan agar puasa ‘Asyura diikuti oleh puasa satu hari sebelum atau sesudah puasa hari ‘Asyura.

Secara umum, puasa Muharram dapat dilakukan dengan beberapa pilihan.

1.      Berpuasa tiga hari, sehari sebelumnya dan sehari sesudahnya, yaitu puasa tanggal 9, 10 dan 11 Muharram.
2.      Berpuasa pada hari itu dan satu hari sesudah atau sebelumnya, yaitu puasa tanggal 9 dan 10, atau 10 dan 11 Muharram.
3.      Puasa pada tanggal 10 saja, hal ini karena ketika Rasulullah SAW memerintahkan untuk puasa pada hari ‘Asyura para sahabat berkata: “Itu adalah hari yang diagungkan oleh orang-orang Yahudi dan Nasrani, beliau bersabda: “Jika datang tahun depan insya Allah kita akan berpuasa hari kesembilan, akan tetapi beliau meninggal pada tahun tersebut.” (HR. Muslim)

Landasan puasa pada tanggal 11 Muharram didasarkan pada keumuman dalil keutamaan berpuasa pada bulan Muharram. Di samping itu sebagai bentuk kehati-hatian jika terjadi kesalahan dalam penghitungan awal Muharram.

Selain berpuasa, umat Islam disarankan untuk banyak bersedekah dan menyediakan lebih banyak makanan untuk keluarganya pada 10 Muharram. Tradisi ini memang tidak disebutkan dalam hadits, namun ulama seperti Baihaqi dan Ibnu Hibban menyatakan bahwa hal itu baik untuk dilakukan.

Demikian juga sebagian umat Islam menjadikan bulan Muharram sebagai bulan anak yatim. Menyantuni dan memelihara anak yatim adalah sesuatu yang sangat mulia dan dapat dilakukan kapan saja. Dan tidak ada landasan yang kuat mengaitkan menyayangi dan menyantuni anak yatim hanya pada bulan Muhaaram.

Bulan Muharram adalah bulan pertama dalam sistem kalender Islam. Oleh karena itu salah satu momentum yang sangat penting bagi umat Islam yaitu menjadikan pergantian tahun baru Islam sebagai sarana umat Islam untuk bermuhasabah terhadap langkah-langkah yang telah dilakukan dan rencana ke depan yang lebih baik lagi.

Momentum perubahan dan perbaikan menuju kebangkitan Islam sesuai dengan jiwa hijrah Rasulullah SAW dan sahabatnya dari Mekkah ke Madinah. Dari Abu Qatada ra. Rasulullah ditanya tentang puasa hari ‘Asyura, beliau bersabda: “Saya berharap ia bisa menghapuskan dosa-dosa satu tahun yang telah lewat.” (HR. Muslim)

Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat); dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan”. (QS. Al Hasyr: 18)


:: Dirilis dari Bayan DSP - PeKaSe
tertanggal 29 Dzulhijjah 1427 H atau 18 Januari 2007

Minggu, 16 Oktober 2011

Manisnya iman


1.       Kecintaan kita pada Allah….maka ranting2 akan bercabang dalam seluruh kehidupan kita.
2.       Rasa takut kita Sama Allah adalah hal-hal yg membawa kita ke neraka.
3.       Bahwa kecintaan pada Allah dan rasulNya harus diprioritaskan Kecintaan kepada Allah.
Bagaimana sesorang bisa merasakan manisnya islam?
Jika dalam hatinya bisa merasakan kecintaan mendalam Allah dan rasulNya.
Buktinya !!
1.       Dia lebih mementingkan keridhoan Allah disbanding dunia dan seisiNya(QS.At-taubah:24)
Memperiotas kecintaan pada Allah akan mendapatkan Ridho
Contoh keridhoaan qt: terlibat dalam agenda dakwah, infak

·         Merasakan kelezatan ketaatan dalam aktivitas, pakaian, bicara, dll
·         Meraskan lezatnya kesulitan dalam berdakwah-kaum anshor-muhajrin-ttg jilbab
Ibrahim:24 akar a pangkal iman-batang-cabangkeimanan, daun-kepedulian,buah-hasil ketaatan
3 perkara:
1.       Menyempurnakan cinta kpd Allah
2.       Menjadikan cinta kpd Allah Pangkal dari cabang kecintaan kita pada yg lain(24:30-31)(33:59)
3.       Mencintai orang lain kpd Allah dg tidak berkhalwat, berzina,dll






Kebersihan hati


THE INSPIRATION :QS. Al hasr: 1-24
Fokus tarbiyah ada:
1.       1. Waspada bahaya nifaq
2.       2. Takut kepada Allah bukan kepada manusia
3.     3.   Tidak takut terhadap musush terutama yahudi
4.       4. Waspadai syetan
5.       5.  Mencemaskan bahaya maksiat
6.       6.  Senantiasa hidup bersama kitab Allah
7.       7. Senantiasa menghadirkan asma ALLah
8.       8. Senantiasa memperhatikan makhluk Allah selalu bertasbih pada Allah


Tafsir 1-5:
·         Sikap nabi teerhadap orang2 munafik
·         Latar belakang perang peristiwa hasil dan hikmahnya
·         Pembatahn terhadap pohon kurma dan kerusakan bumi
·         Mengemabalikan kemenangan Hakiki kepada Allah
·         Kaum muslim selalu siaga dan menanti pertolongan Allah


Tafsir 6-10
·         Perbedaan antara fai(harta rampasan yang berasal dari musuh tapi tanpa pertempuran), ghonimah, dan salab( barang2 yang menempel pada tubuh yahudi/kaum kafir)
·         Cara pembagian fai dan ghonimah berbeda
·         Kedudukan kaum muhajirin dan anshar
·         Keadan generasi penerus dan hak mereka terhadap generasi terdahulu


Tafsir 11-17
·         Bahaya nifaq dan sifat orang munafik
·         Sikap kaum munafik pada perang bani Nazir
Diantara sifat2 munafik: nifaq, kufur dan syirik
·         Sebab terjadinya penyimpangan mereka, sehingga menjadi kafir


Tafsir 18-24

·         Takut akan lupa kepada Allah
·         Membandingkan neraka atau surge
·         Senantiasa berinteraksi dg kitabullah
·         Selalu menghadirkan Asmaul Husna




Pilar - Pilar Kebangkitan Umat



Ringkasan Buku Pilar - Pilar Kebangkitan Umat
Karya : Prof. Dr. Abdul Hamid Al Ghazali

Pada kesempatan ini, saya akan menuliskan ulang, sesuai dengan daya nalar saya, terhadap buku Pilar - Pilar Kebangkitan Umat. Akhir-akhir ini saya memang sedang senang dengan buku ini, mengingat aktivitas sekarang bergulat dengan membangkitkan organisasi, dan nampaknya saya perlu menuangkan point-point penting dalam buku ini yang insyaallah pasti bermanfaat bagi siapa saja yang membaca. Karena jika kita melihat realitas hari ini, maka pastilah kita ingin bangkit dari kondisi sekarang.

Saya akan memulai dengan pasal kelima (beberapa pelajaran dari sejarah)
1. bagian pertama : Kaidah - kaidah kebangkitan
2. bagian kedua : cara berinteraksi dengan kaidah - kaidah kebangkitan

Kaidah pertama : Fikrah Dasar
Ust. Hasan Al Banna berkata : " Ikhwanul Muslimin yakin sepenuhnya, bahwa ketika Allah SWT menurunkan Al Quran, menyuruh hamba-hamba-Nya mengikuti Muhammad SAW dan meridhai Islam sebagai agama bagi mereka, sesungguhnya Ia telah meletakkan -dalam agama ini- seluruh dasar yang mutlak dibutuhkan bagi kehidupan, kebangkitan dan kesejahteraan umat manusia. Pembenaran terhadap uraian tersebut dapat ditemukan dalam firman Allah SWT:
"(Yaitu) orang - orang yang mengikuti Rasul, Nabi yang Ummi yang (Namanya) mereka dapati tertulis di dalam Taurat dan Injil yang ada di sisi mereka, yang menyuruh mereka mengerjakan yang ma'ruf dan melarang mereka darti mengerjakan yang mungkar dan menghalalkan bagi mereka segala yang baik dan mengharapkan bagi mereka segala yang buruk dan membuang dari mereka beban-beban dan belenggu-belenggu yang ada pada mereka" (al A'raf : 157) (Ila Ayyin Syaiin Nad'un Naas)

Kaidah Kedua : Kekuatan Motivasi
Ustadz Hasan Al Banna menegaskan hal tersebut dengan mengatakan :
"Kebanyakan manusia melihat gerakan dakwah dari segi lahiriah dan bentuk formalnya saja. Mereka tidak melihat motivasi dasar dan inspirasi spiritual yang sebenarnya merupakan modal dasar bagi terciptanya tujuan dan teraihnya kemenangan. Ini adalah sebuah hakikat yang tidak bisa dibantah kecuali oleh mereka yang jauh dari studi tentang dakwah, sehingga tidak memahami rahasia-rahasianya. Sesungguhnya di balik fenomena-fenomena yang tampak pada setiap aktivitas dakwah, terdapat semangat yang menjadi motor penggerak serta kekuatan batin yang menggerakkan, mengontrol dan memberikan motivasi. Mustahil suatu umat dapat bangkit tanpa memiliki kesadaran yang hakiki dalam jiwa, ruh dan perasaan mereka.
'Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah keadaan suatu kaum, sehingga mereka mau mengubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri' (Ar- Ra'd:11)
Oleh karena itu, bisa saya katakan bahwa hal terpenting dalam sebuah kerja dakwah yang harus pertama kali kita perhatikan dan kita jadikan sebagai pemacu pertumbuhan, keberadaan, dan penyebaran dakwah adalah kebangkitan spiritual ini. Karenanya, yang pertama kali kita inginkan adalah kebangkitan ruhani, hidupnya hati, serta kesadaran penuh yang ada dalam jiwa dan perasaan. Oleh karena itu, dalam membicarakan dakwah ini, kami lebih menekankan pada pemberian motivasi dan pembinaan jiwa daripadaperhatian terhadap aspek-aspek operasiona yang beragam.
Kami menginginkan jiwa-jiwa yang hidup, kuar serta tangguh, hati-hati yang segar serta memiliki semangat yang berkobar, perasaan-perasaan yang memiliki ghirah serta selalu menggelora dan ruh-ruh yang bersemangat, elegan , selalu optimis serta merindukan nilai-nilai luhur, tujuan -tujuan mulia serta mau bekerja keras untuk menggapainya.
Umat Islam harus menentukan tujuan-tujuan dan nilai-nilai luhur tersebut, mengendalikan perasaan dan emosi, serta memfokuskan perhatian pada hjal-hal tersebut hingga ia menjadi sebuah keyakinan mantap, yang tidak tercampuri oleh keraguan sedikitpun. Tanpa pembatasan , pengendalian, dan pemfokusan tersebut, sebuah kesadaran dan kebangkitan hanya akan menajdi seperti lilin kecil di tengah gulita sahara; nyalanya sangat redup dan panasnya tidak terasa. Yang menjadi pertanyaan kemudian, apakah batas dan akhir dari tujuan-tujuan tersebut? (dakwatuna Fi Thaurin Jadid)